Tradisi Kelulusan Nasional

Konvoi di Jalanan

Hari ini saya tidak tahu kalau ada pengumuman kelulusan untuk tingkat SMA, SMK, dan MA serempak di Indonesia. Ketika mengantar teman untuk membeli kebutuhan di toko dengan sepeda motor, sempat terheran juga di tengah jalan, kenapa banyak polisi berjaga disetiap ruas jalan, eh ternyata mereka mau bertugas mengamankan jalannya pengumuman kelulusan tahun ini.

Sudah tidak mengherankan lagi kalau disetiap momen pengumuman kelulusan sekolah, identik dengan tradisi corat-coret baju dan konvoi kendaraan bermotor, bahkan sebagian siswa juga ada yang mengecat rambutnya. Para siswa yang telah lulus meluapkan kegembiraannya dengan itu semua, baju seragam yang mereka gunakan sehari-hari untuk sekolah dicorat-coret dengan menggunakan pilox dan tidak afdhol rasanya kalau tidak melakukan konvoi, berkeliling dengan motor serta baju kebangsaan mereka sembari berteriak-teriak dan menguasai jalan raya. 

Seakan menumpahkan segala rasa di hati mereka, melempar jauh-jauh rasa takut yang selama ini menghantui, rasa cemas dan was-was akan tidak lulus dalam ujian, berteriak gembira sampai ada yang menangis dan jatuh pingsan, dan memang itu semua adalah momentum yang paling berkesan bagi mereka yang telah lulus. 

Suatu rasa kesyukuran ini tidak seharusnya dirayakan dengan budaya yang salah kaprah, mencorat-coret baju dan konvoi kendaraan mengganggu ketertiban umum. Sayangnya tradisi ini seakan telah membudaya di seantereo bumi nusantara ini dan menjadi sesuatu yang biasa di mata masyarakat.

Apakah tidak ada aksi lain yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain untuk meluapkan rasa kesyukuran ini ?, aksi yang lebih memperdalam rasa syukur dan ikhlas kepada Allah SWT yang telah memberi mereka kesempatan untuk lulus dan bersuka ria. 

Mengingat kembali kecemasan dan harapan mereka sebelum melaksanakan ujian nasional, banyak sekolah yang mengadakan doa bersama, istighosah bersama yang tidak lain tujuannya adalah supaya diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam mengerjakan ujian. Walhasil, setelah hari pengumuman kelulusan tiba, mereka hanyut dalam kesenangannya, melupakan Sang Maha Adil yang telah memberikan kesuksesan.

Seharusnya setelah kelulusan tiba tidak dirayakan dengan momentum corat-coret baju dan konvoi dijalan-jalan, hanya akan menimbulkan degredasi moral dan memperkuat akar budaya yang salah, yang harus dilakukan adalah sujud syukur dan mengucap terimakasih pada Sang Pencipta atas apa yang diperolehnya, syukur dalam hati dan lisan yang di implementasikan kepada perbuatan yang lebih baik, menyadari bahwa ujian nasional adalah gerbang pertama yang harus dilalui sebelum melewati ujian-ujian selanjutnya yang lebih berat, yaitu ujian dalam menghadapi kehidupan.

Mari kita syukuri bersama apa yang ada di hadapan kita, dan harus ingat selalu bahwa semua nikmat ini adalah pemberian Allah SWT. Selalu berbuat yang bermanfaat untuk orang lain adalah merupakan salah satu jalan bersyukur kepadaNya. 

Bersemangat dalam hidup dan bersyukur selalu, semoga Allah membukakan jalan yang lurus bagi kita semua.. Amien.