Seorang Ibu Pencari Rumput

Matahari semakin meninggi, hawa panas menyebar seakan ingin membakar bumi ini. Seorang perempuan paruh baya dengan pakaian yang lusuh dan  memakai caping di kepalanya, kulihat berada ditengah-tengah lapangan. Dengan sebuah arit di tangannya, ia terus mengayunkannya untuk mencari rumput yang tumbuh liar, tak peduli hawa panas yang membakar kulitnya. Sekali-kali ia menyeka  keringat yang bercucuran di keningnya, dan terus memotong rumput yang ada.

Seorang ibu yang terpaksa melakukan pekerjaan kasar demi melengkapi kebutuhan hidup keluarganya, tak peduli dengan keadaan yang ia hadapi, terus berusaha walaupun harus dengan bersusah payah. Perempuan adalah sosok yang lembut, berhati mulia, dan setia pada sesuatu yang ia cintai, apalagi ia sudah berkeluarga dan menjadi ibu. Segalanya akan ia lakukan demi kebahagiaan keluarganya.

Jika penghasilan suami tak sepadan dengan kebutuhan keluarga, sementara kebutuhan hidup semakin meningkat, ibu tak akan segan atau malu-malu membantu sang suami melakukan pekerjaan kasar,asal masih halal dimata agama. Inilah bukti pengorbanan dan kasih sayang yang sesungguhnya dari seorang ibu. 

Entah kenapa kuteringat ibuku yang berada jauh dariku. Sewaktu kumasih dirumah, banyak hal-hal yang tidak menyenangkan hatinya kulakukan. Seakan hanya mementingkan egoku sendiri, tak mau mendengarkan nasihat orang tua, apakah hati ini sudah tertutup ?, na’udzu billahi min dzalika.

Dengan melihat ibu pencari rumput yang tak peduli akan panas matahari yang menyengatnya, menyadarkan diri ini akan segala kesalahan yang pernah kulakukan pada ibu tercinta. Maafkan aku ibu, anakmu hanya bisa mendoa untukmu. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meneguhkan hatimu, cinta dan kasih sayang kau berikan selama ini bagaikan embun pagi yang menyejukkan hatiku.

I Love U.. Ibu