Tuesday 27 December 2011

Mencetak Anak yang "Baik"



Assalamu'alaikum Wr Wb

Masa anak-anak adalah masa yang paling menyenangkan dalam kehidupan kita. Kegiatan keseharian mereka hanya diisi dengan canda tawa dan bermain, suatu masa produktif dengan cara berfikir yang polos, tanpa ada noda yang menempel dalam diri mereka, bagaikan kertas putih yang belum terkotori oleh tinta dengan berbagai warna apapun.

Bahkan amarah yang menguasai akal dan pikiran manusia secara terus-menerus seakan tudak berlaku pada masa anak-anak. Jika mereka marah kepada seseorang, bisa dipastikan bisa hilang dan terhapus dari memori otak mereka hanya dengan hitungan menit. Ini jauh berbeda jika amarah datang pada diri orang dewasa, bisa jadi amarah yang menguasai dirinya menjadi luka dan dendam seumur hidup.

Melihat potensi pada masa anak-anak yang sangat luar biasa ini, maka orang tua dan segenap keluarga si anak harus memberikan pendidikan yang baik sesuai dengan nilai luhur dan norma yang berlandaskan keimanan. Peran orang tua sangat besar bagi pertumbuhan mental dan karakter sang anak.

Pendidikan anak dimulai sejak jauh hari sebelum ia lahir. Diawali dari diri sang calon ayah dan ibu, yang selalu berusaha melakukan perbuatan baik dalam kehidupan mereka. Dilanjutkan ketika sang ayah memilih calon istri yang “sholihah” untuk pendamping hidupnya, akhirnya bertemulah dua insan yang memiliki karakter “baik” dalam pandangan agama dan manusia.

Kemudian pendidikan anak berlanjut ketika dalam kandungan sang ibu, kedua orang tua pada masa kehamilan harus senantiasa melakukan tindkan yang mulia, jangan sekali-kali berbuat hal konyol yang bertentangan dengan aturan agama dan pikiran kita karena perbuatan yang dilakukan orang tua pada masa kehamilan bisa mempengaruhi keadaan sang anak kelak, baik mental ataupun fisik mereka.

Setelah anak lahir dan mengenalkan diri dengan tangisannya yang khas, sang ayah harus mengadzani telinga kanan meniqamati telinga kiri sang anak, ini supaya anak yang baru menghirup udara dunia ini senantiasa menjaga dirinya dan selalu memegang teguh syariat agama Islam. Setelah itu ada hal yang sangat penting yang harus dilakukan, yaitu menmberikan tubuh mungil sang bayi pada dekapan sang ibu. Persentuhan tubuh bayi dan ibu akan menguatkan naluri dan mental sang bayi serta akan menguatkan hubungan batin mereka.

Segala apa yang kita lakukan sekarang akan berpengaruh terhadap mental dan sikap anak kelak.

Oleh karena itu, pendidikan anak tidak diberikan ketika ia pada masa balita saja, melainkan jauh hari sebelum ia lahir didunia ini, dan bersifat continue. Dimulai dengan memperbaiki mental dan sikap masing-masing dari setiap individu didunia ini, baik itu laki-laki dan perempuan.

Maka marilah kita semua memperbaiki tingkah laku dan cara berpikir kita, sudah baikkah apa yang kita lakukan selama ini menurut syariat agama ?, atau sudah layakkah sifat dan sikap kita dalam menjalani hidup keseharian kita ?, karena apa yang kita lakukan sekarang akan berpengaruh pada sifat dan sikap anak kita semua kelak. Wallahua’lam.

Salam.

.


11 comments:

  1. saya melihat beberapa ibu hamil mendengarkan musik klasik untuk kandungannya,
    padahal kan lebih baik dia ngaji atau dengerin ngaji, ya gak mas..

    ReplyDelete
  2. hehe.. iya mas.. :)
    instrumen musik klasik yg slow bisa menenagkan sang ibu & membuatnya rilex. apalagi kalau mendengarkan bacaan Al-Qur'an, tambah berpengaruh banyak nantinya :)

    salam.

    ReplyDelete
  3. Dan alangkah lebih enaknya bisa menjalankan keduanya musik klasik okey..baca qur'an ya ayuk.....hehehe...
    Tapi jangan lupa didikan jangan semasa dlm rahim saja tapi didikan setelah tumbuh kembangnya anak-anak juga diperhatikan dengan memberikan contoh yang baik dihadapan anak-anak....

    ReplyDelete
  4. mmm.. iya bu :)
    semua usaha yang baik pasti nanti berpengaruh baik, sekarang tergantung ditangan sang orang tua ya bu.. :)

    ReplyDelete
  5. saya belum berkeluarga om, tapi ikut komen ya...kalo kata KH Anwar, klo mw anak baik, harus jadi bapak yang baik dulu bwt anak, baru anaknya jadi baik...

    ReplyDelete
  6. saya juga belum berkeluarga mbak.. dan belum menjadi om2 :)
    iya makanya semua aspek harus berbenah diri dulu, mulai dari calon ayah & ibu.. :D

    salam..

    ReplyDelete
  7. sama2 pak.. saling berbagi, moga bermanfaat :)

    ReplyDelete
  8. terimakasih infonya..
    meskipun lum jdi ibu.. hhe
    masih anak skolah

    ReplyDelete
  9. sama-sama kawan :)

    senang bisa berbagi, walau yang nulis juga masih kuliah.. hehe

    ReplyDelete
  10. mari kita berjuang untuk mencetak generasi bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai dan cita-cit luhur masyarakat Indonesia yang sebenarnya telah tersaji dalam bentuk wejangan2 luhur

    ReplyDelete