Saturday 19 May 2012

Makna dan Syarat-syarat Taubat


Taubat adalah menghentikan perbuatan dosanya dan menyesal serta mempunyai tekat yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya. Taubat menurut para ulama hukumnya wajib.

Jika dosa atau maksiat itu terjadi antara manusia dengan Allah yang tidak ada kaitannya dengan manusia lain, maka untuk menghilangkan dosa itu diperlukan tiga syarat :

  • Harus menghentikan perbuatan dosanya
  • Harus menyesali atas perbuatannya itu
  • Harus mempunyai tekat yang bulat untuk tidak mengulanginya lagi untuk selama-lamanya.

Jika salah satu dari tiga syarat itu kurang, maka taubatnya dinilai tidak syah. Tetapi jika perbuatan dosa itu ada hubungannya dengan orang lain, maka syarat diatas ditambah satu syarat lagi yaitu :

  • Harus ada pernyataan bebas dari hak kawan yang dirugikan. Tetapi jika hal tersebut dirasakan berbahaya, misalnya perzinahan, maka syarat yang keempat tidak usah.

Syarat-syarat Taubat (واحتى الإسلامية)
Al-Qur’an dan hadits Nabi banyak sekali yang menerangkan pentingnya bertaubat, sebagai mana firman Allah SWT dalam surat An-Nur ayat 31:

“Taubatlah kamu semua kepada Allah WT, supaya kamu beruntung.”

Taubat adalah jalan menuju keselamatan dan menuju ke jalan yang benar untuk berhenti dari dosa dan kembali kepada Allah SWT. Demikian kata Ibnu Athoillah setelah merinci pengertian taubat di atas.

Sahabat Anas bin Malik berkata :

“Seorang yang taubat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa, dan jika Allah SWT mencinta seorang hamba, pasti dosa jauh darinya.”

“Sesungguhnya Allah mencintai  orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang suci. (QS. Al-Baqarah : 22)

Dzun Al-Misri mengungkapkan, “Hakikat taubat menjadikan kita merasa bahwa keleluasaan di bumi ini terasa sempit, sehingga tidak ada tempat menetap bagi pelaku maksiat.

“Hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, Padahal bumi itu Luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Taubah : 118)

Semoga bermanfaat.

5 comments:

  1. Terima kasih sahabat atas berbagi pencerahannya ini.

    mengingatkan akan pentingnya taubat bagi kita semua akan dosa dan juga kesalahan kita baik itu dalam hubungan vertikal dengan Sang Pencipta atau hubungan horinsontal kepada sesama makhluk Allah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih pak Ferry sudah mampir. salam silaturahmi :D

      Delete
  2. Bagi pribadi saya..yg tersulit adalah tidak mengulangnya kembali..terkadang sudah bertekad tidak mengulangi, namun masih saja berulang.

    ReplyDelete