Tuesday 8 May 2012

PPL : Masa Aktif PPL 1

PPL : Masa Aktif PPL 1

Hari aktif PPL sudah dimulai, waktu yang diberikan selama seminggu terasa akan berlangsung lama dan penuh rasa was-was, tidak tenang karena harus praktek mengajar anak-anak kelas 1 dan 2 SMA. Padahal waktu satu minggu adalah waktu yang amat pendek dibandingkan dengan PPL mahasiswa lainnya yang biasanya berlangsung selama 1 atau 2 bulan.

Tetapi waktu yang sedikit ini akan makin terasa karena penilaian dari bapak dosen pembimbing semakin intensif. Yah, kami di pecah menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok berjumlah 3 orang. Setiap orang mendapat giliran mengajar 2 kali dalam seminggu, dan 2 teman lainnya bertugas sebagai observer yang menilai dan menentukan bagaimana kita mengajar di kelas.

Baik atau buruk metode yang kita pakai dalam mengajar, dan semua aspek dalam kegiatan belajar mengajar yang kita lakukan, semua dinilai oleh teman sendiri, dengan kacamata obyektif tentunya, tanpa memandang sebelah mata.

Tetapi, nilai yang dihasilkan oleh teman tadi bukanlah nilai final. Jadi saya pun tidak perlu khawatir jika nilai praktek mengajar dikelas saya mendapat ninlai yang kurang memuaskan. Penilaian juga dilakukan oleh dosen pembimbing dengan cara menilai seluruh kegiatan keseharian di ponpes tersebut.

Setiap jam di ponpes ada rutinitas dan kegiatan, dan sebagian besar rutinitas itu diserahkan kepada kami untuk mengisi acara dan menemani anak-anak. Dari bangun subuh, harus berjamaah di masjid, kemudian pemberian kosa kata bahasa Arab dan bahasa Inggris yang biasanya diberikan oleh pengurus asrama dan bagian bahasa, kami yang harus menggantikan mereka.

Kemudian ada waktu jeda untuk olahraga bersama, hari pertama kami gunakan lari pagi bersama, dengan menikmati pemandangan sekitar ponpes yang masih banyak sawahnya dan disamping-samping jalan banyak ditumbuhi pohon siwalan, pohon yang banyak tumbuh di wilayah pesisir tuban dan lamongan.

Setelah kegiatan olahraga bersama, dilanjutkan dengan masuk kelas formal, ada yang berangkat ke SMP dan juga ke SMA. Bagi teman-teman mendapat jadwal pertama kali mengajar mungkin terasa berat, karena dituntut harus perfect dan sukses dalam mengajar anak-anak. Apalagi bagi temen-temen yang belum pernah sama sekali mengalami rasanya bagaimana itu mengajar, saya yakin, pasti berat dan jantung berdegup keras waktu masuk kelas.

Beban mental yang bukan hanya pertama kali pengalaman mengajar, tetapi juga dituntut perfect dalam mengajar karena dinilai oleh teman sendiri dan dosen pembimbing yang selalu keliling untuk melihat bagaimana cara kita mengajar. Bisa dipastikan, hujan keringat dalam kelas. Hehe..

Untung saya kebagian jadwal pada hari ketiga, jadi bisa mengevaluasi dan mengambil sesuatu yang positif dari teman-teman yang sudah mengajar untuk kaca perbandingan dan semangat ketika akan masuk kelas nanti. Meskipun begitu rasa khawatir masih ada.

Akhirnya, sampailah pada hari ketiga. Hari dimana saya mendapat jadwal untuk mengajar pada jam pertama. Rasanya bisa dibayangkan sendiri, antara takut dan khawatir, takut salah dalam metode, dan khawatir tentang segala sesuatu yang akan terjadi. Segala sesuatu sudah saya persiapkan dari hari kemarin, mulai dari RPP (Rencana Perencanaan Pembelajaran), Penguasaan materi, hafalan, dan juga media belajar.

Celakanya pelajaran harus saya ajarkan pada waktu itu adalah Muthola’ah setingkat 2 SMA. Muthola’ah adalah pelajaran bercerita, cerita dengan bahasa Arab, dan materi waktu itu cerita tentang pemilihan raja hutan baru, karena sang singa telah meniggal. Meskipun begitu lumayan panjang, memakan 2 halaman bolak-balik. Dan saya belum hafal setiap perkataan hewan yang sedang bermusyawarah menentukan siapa yang berhak menjadi raja selanjutnya.

Keringat mulai membasahi kening padahal belum sampai sepuluh menit dikelas viuhh.., dan kesalahan fatal yang lakukan pertama kali adalah kesalahan dalam menulis kalimat yang susah artinya dalam bahasa arab. Sebenarnya yang harus saya tulis adalah kalimatنفق  (nafaqa) tetapi saya malah menulis artinya, yakni kalimat فقد   (faqada), yang keduanya bermakna sama dalam bahasa Indonesia, yaitu : wafat.

Nerfous, itulah kalimat yang cocok dikatakan oleh seluruh teman saya ketika pertama kali memulai mengajar. Semoga pada giliran yang kedua nanti lebih baik dari kesempatan kali ini. Amiin.

To be continue.. ^_^

Salam.

2 comments:

  1. wah lg sibuk PPL nih.. semoga sukses ya.. ttp semangat!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amien.. Alhamdulillah udah selsesai mbak :D

      Delete