Sunday 11 March 2012

Bencana Jepang, dan Sebuah Kehidupan Baru

Bencana Jepang dan Sebuah Kehidupan Baru
(Mengenang satu tahun tragedi gempa dan tsunami di Jepang)

Pada hari jum’at kemarin tanggal 2 maret 2012 telah diadakan sebuah kuliah umum tentang kebudayaan jepang dengan japan foundation di Institut Studi Islam Darussalam, Gontor. acara yang bertemakan cinema caravan & kuliah umum itu terbagi menjadi dua sesi acara, sesi pertama untuk mengenalkan budaya sinema jepang dan sesi kedua untuk memberi gambaran tentang bagaimana rakyat jepang bisa pulih setelah diterpa bencana gempa dan tsunami yang melanda satu tahun silam.

Mr. Tadashi Ogawa, Direktur Jenderal Japan Foundation Indonesia membuka acara itu dengan penuh semangat dan canda tawa. Menggunakan bahasa Indonesia dengan sedikit fasih, dan masih terdengar jeda dengan kalimat “mmm..” untuk mengawali pembicaraan. Sudah lumayan untuk ukuran orang asing yang berbicara bahasa Indonesia.

Dalam sesi pertama, beliau berbicara sedikit tentang kebudayaan jepang yang sudah mendunia, diantaranya melalui sinema animasi. Siapa yang tidak kenal Doraemon dan Naruto di Indonesia ?, pasti sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya anak-anak pernah melihat kedua tayangan animasi itu.  Kemudian beliau memutar film animasi yang berjudul “5 cm per detik”, sebuah film animasi yang mengangkat tema asmara remaja yang telah dirajut sejak masa anak-anak.

Jepang bisa menjadi negara maju karena ada modernisasi. Modernisasi di Jepang sudah berlangsung sejak 150 tahun lalu, dan kunci utama modernisasi itu adalah pendidikan. Dengan kemajuan yang dicapai Jepang saat ini tidak merubah dan melunturkan budaya bangsa itu sendiri, malah memperkuat  dan menggunakan teknologi yang ada untuk mempromosikan kebudayaan mereka, dan itulah yang patut kita tiru.

Sesi kedua pada acara ini bertema “How culture can fight against disasters? Lessons from Japan’s experiences” (Bagaimana budaya dapat melawan bencana? Pelajaran dari pengalaman Jepang). Mr Tadashi Ogawa menjelaskan bagaimana kebudayaan Jepang yang telah mendarah daging bisa memulihkan kelumpuhan fisik dan mental  yang terjadi akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda.

Pada sesi ini diputarkan film dokumenter tentang bencana tsunami yang melanda jepang pada tanggal 11 Maret 2011, tepat satu tahun silam. Dalam film itu terekam bagaimana gempa terjadi dan kemudian hantaman tsunami yang meluluh lantakkan seluruh apa yang ada di daratan.

Dataran rendah disekitar pantai menjadi korban pertama, rumah-rumah dan kapal terbawa arus tsunami seakan sampah yang hanyut disungai. Kemudian diperlihatkan rekaman di bandara Sendai, bagaimana puluhan pesawat terbang ikut hanyut dan terbawa arus tsunami dan terdengar teriakan histeris korban yang masih selamat dari gedung bandara lantai dua. Sebuah bencana yang miris dan menyayat hati bagi siapun yang melihatnya.

Sewaktu melihat rekaman itu, perasaan saya rasanya campur aduk, antara rasa iba dan kasihan karena banyak korban yang berjatuhan. Persis bencana tsunami yang telah memakan korban di Aceh, tanggal 26 Desember 2004 lalu. Ribuan nyawa hilang dalam seketika waktu. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un.

Bencana ini memang tidak bisa diduga-duga, banyak orang yang kehilangan anggota keluarganya, bahkan sebagian besar mereka hilang tanpa tahu keadaan mereka sampai kini. Tetapi, bangsa jepang adalah negara yang tegar dan kuat, mereka punya prinsip hidup yang sudah membudaya dan mendarah daging dalam diri mereka. Sehingga bencana yang menghantui jepang itu dengan cepat berangsur pulih.

Ada kesaksian seorang ibu di dalam rekaman itu, ibu yang hampir kehilangan rumahnya dan dibantu oleh relawan asing untuk membangun kembali rumah tersebut. Melihat kegigihan para sukarelawan yang membantunya ibu itu berkata “Mungkin bencana ini mengambil harta saya, tetapi ini memberi saya sebuah kehidupan”.

Ada kehidupan baru setelah bencana itu datang, setiap orang ingin membantu dengan segala yang mereka mampu, menciptakan interaksi kemanusiaan yang mempunyai nilai tersendiri. Rasa iba dan kasih sayang akan sesama manusia timbul ditengah bencana itu. Rasa keikhlasan untuk menolong dan berbagi tanpa ada faktor lain yang menungganginya, itu yang mereka rasakan.

Tidak memandang negara, suku, ras, bahasa, dan agama. Semua bersatu padu untuk saling bantu-membantu mengevakuasi korban dan merenovasi rumah yang telah hancur. Bencana merupakan sebuah rencana Tuhan untuk mengangkat derajat hidup manusia. Agar kelak menjalani hidup lebih baik dan lebih bermakna, tidak hanya terjebak dalam rutinitas keseharian yang membawa mereka hanya kepada kesemuan hidup.

Allah SWT telah memperingatkan manusia tentang bencana yang yang menimpanya agar dijadikan sebagai ibrah dan cerminan untuk meniti hidup yang lebih baik lagi. Telah diterangkan dalam surat Al-Hadid ayat 11-12, yang artinya :

 “Sesungguhnya ketika air banjir itu melampau-lampau limpahannya, Kami telah damparkan kamu dengan selamat di dalam bahtera (Nabi Nuh) itu. Agar dengan itu Kami jadikan peristiwa tersebut sebagai peringatan bagi kamu. Dan untuk didengar serta diperhatikan oleh telinga orang-orang yang mau menerima pengajaran”.

Setiap bencana yang terjadi adalah merupakan ujian dan peringatan dari Allah SWT. Kita harus mengambil hikmah dari setiap bencana yang menimpa kita. Hikmah yang dirasakan bangsa Jepang adalah bertambahnya rasa kemanusiaan dan harus tetap tegar walau bencana itu meluluh lantakkan semua yang mereka miliki, dari keluarga, harta, dan rumah semua tidak ada yang tersisa.

Kini setelah satu tahun bencana itu berlalu, terbukti, bahwa prinsip dan budaya masyarakat jepang dalam mengatasi bencana sungguh mencengangkan. Kehidupan rakyat jepang khususnya para korban kembali seperti semula, walaupun masih ada rasa kehilangan yang mendalam.

Mr. Tadashi Ogawa menjelaskan budaya jepang dan bagaimana rakyat jepang menghadapi detik-detik kesulitan yang melanda mereka pada bangsa Indonesia dengan penuh semangat, beliau tidak terus-menerus menyesali apa yang sudah hilang, tetapi melihat jauh kedepan, menyebar pengetahuan tentang negaranya dengan tujuan agar kelak bermanfaat bagi kita semua. Sebuah pengalaman yang berharga dan patut kita contoh.

Mengingat kita, bangsa Indonesia sedang dilanda oleh bencana kemanusiaan, berupa krisis kepercayaan dan kemiskinan akan rasa percaya diri. Bencana yang mulai menggerogoti jiwa pemimpin kita dan diri kita sendiri. Mari kita menatap kedepan, dan menjadikan segala bencana yang terjadi di Indonesia ini sebagai ibrah dan peringatan, agar menjadi jiwa yang lebih baik dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Untuk mengenang bencana yang melanda saudara kita di Jepang, saya hanya bisa menyumbang dengan doa. Semoga para korban meninggal dunia mendapat ketenangan dan semoga para korban gempa bumi dan tsunami yang masih selamat di Jepang selalu diberi ketegaran dan kepercayaan diri untuk terus melangkah, menuju masa depan dengan selalu meninggalkan jejak kebaikan. Amien.



“Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Satu Tahun dari blog celoteh .:tt:.

Semoga bermanfaat.


17 comments:

  1. klo doraemon tontonan ane waktu kecil dl sob saat awal2 film ini ada di indonesia, tiap minggu pasti temen2 pada ngumpul nonton doraemon hehehehehhe...............

    ReplyDelete
  2. @MENONEHehe.. iya mas, waktu kecil dulu saya penggemar berat si Kucing Ajaib itu :)

    Moga si Doraemon bisa lebih tegar mengahadapi cobaan hidup yang menerpa keluarga Nobita :)

    ReplyDelete
  3. Ulasan yang menari yang lengkap
    kita tak dapat memungkiri bahwa bencana adalah pembuka babak baru dalam sebuah kehidupan...
    sebuah siklus yang alamiah...

    ReplyDelete
  4. @apikecilTerima kasih api kecil :)
    Sebuah bencana memang menyisakan luka yang tak terlupakan, tetapi dengan bencana itulah kita diuji oleh Tuhan untuk bisa bangit kembali dan memulai hidup yang baru dan lebiah baik :)

    ReplyDelete
  5. Heh...Pak Tadashi ke Gontor? Wah...hebat, terakhir ketemu di Surabaya acara Simposium.

    ReplyDelete
  6. Uwaaa.. Saingan nih di giveaway..

    Gempa, tsunami, gunung meletus, itu bencana alam yang tidak bisa dicegah. Beda dengan banjir. Dari Jepang, kita bisa belajar cara meminimalisasi jumlah korban dalam bencana tak terduga dan tak bisa dicegah seperti gempa.

    ReplyDelete
  7. @arqu3fiqIya mas.. tap cuma 2 hari, beliau sempat ikut main badminton juga sama ank2 hehe :)

    ReplyDelete
  8. @Millati Indahhehe iya mbak.. moga menang semua.. :)

    Saling mendoakaan untuk korban dimanapun berada :D

    ReplyDelete
  9. yang penting kita harus tetap waspada mas..
    walau semua itu Tuhan yang mengaturnya..

    ReplyDelete
  10. menurut saya bencana alam itu peringatan,,,,,,
    kita harus terus mendoakan para korban bencana,,,

    ReplyDelete
  11. i think disaster make people more respect to the other,,and make 'em think more about GOd

    ReplyDelete
  12. @obat herbal kanker hatiPeringatan untuk kita semua agar lebih baik mas.. :)

    benar mas.. karena kita hanya bisa membantu dengan doa.. moga diberi ketabahan..

    ReplyDelete
  13. @palpostyou are right, and the disaster brought new hope of a better life :D

    ReplyDelete
  14. Ulasan yang menarik, bagaimana Jepang bahu membahu bangkit dari bencana. Terimakasih artikelnya mas..

    ReplyDelete
  15. @yustha ttTerima kasih mbak Titi.. terima kasih udah ngadain GA ini :)

    Sama2 mendoakan korban bencana Jepang :D

    ReplyDelete
  16. @cah_kesesi_ayuteaMakasih mbak :D
    mbak juga selamat ya.. udah menang :)

    ReplyDelete